Kerusakan Tanah – Pengertian, Penyebab, Perubahan, Ciri, Mengatasi

Kerusakan Tanah – Pencemaran tanah adalah kondisi di mana bahan kimia buatan manusia memasuki dan mengubah lingkungan tanah alami.

Pengertian Kerusakan Tanah

Pencemaran tanah adalah kondisi di mana bahan kimia buatan manusia memasuki dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebocoran limbah cair atau bahan kimia dari industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, dan masuknya air permukaan tanah yang tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan.

Ketika zat berbahaya mencemari permukaan tanah, zat tersebut dapat menguap, terbawa air hujan, atau meresap ke dalam tanah. Pencemaran ini kemudian akan mengendap sebagai zat kimia beracun di dalam tanah, yang dapat berdampak langsung pada manusia melalui kontak langsung atau mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Tanah sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama dalam aktivitas pertanian dan kebun. Selain itu, tanah juga mendukung kehidupan makhluk hidup lainnya, seperti tumbuhan dan hewan. Kualitas tanah menjadi faktor penentu bagi pertumbuhan tumbuhan dan kelangsungan hidup makhluk hidup di ekosistem tersebut.

Kerusakan tanah menjadi perhatian utama bagi makhluk hidup, karena lingkungan yang sehat tergantung pada kondisi tanah yang baik. Ketika tanah mengalami kerusakan, itu dapat mengganggu kesehatan lingkungan dan kesuburan tanah, sehingga mempengaruhi kemampuan kita untuk mengelolanya dan memanfaatkannya.

Kerusakan Tanah

Perubahan Fungsi Lahan

Pengembangan industri di Indonesia telah menyebabkan perubahan besar dalam pemanfaatan lahan, dimana lahan yang semula digunakan untuk pertanian kini telah beralih fungsi menjadi lahan industri. Hal ini mengakibatkan penurunan luas daerah resapan air yang berdampak luas di berbagai wilayah di Indonesia. Tidak hanya mengubah fungsi lahan, aktivitas industri juga telah memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran tanah dan air.

Dampak pencemaran tersebut tidak hanya berhenti pada kerusakan lingkungan, namun juga menimbulkan konsekuensi serius terhadap sektor pertanian. Pencemaran tanah dan air dapat mengurangi kualitas dan kuantitas hasil pertanian, mengganggu kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya, dan mengganggu kenyamanan hidup.

Selain industri, sektor pertambangan juga menjadi penyumbang utama terhadap kerusakan lingkungan, termasuk pencemaran tanah, sedimentasi, erosi, dan kekeringan. Pertambangan terbuka, khususnya, telah mengubah bentuk permukaan bumi secara signifikan, meninggalkan lubang-lubang besar yang merusak lanskap alami.

Proses pertambangan mengakibatkan pengupasan dan penggalian permukaan tanah menggunakan alat-alat berat untuk memperoleh bijih tambang. Namun, seringkali para pengelola pertambangan meninggalkan bekas tambang tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi, meninggalkan dampak yang merugikan bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Diperlukan tindakan yang tegas untuk mengatasi dampak negatif ini melalui implementasi praktik-praktik yang berkelanjutan dalam industri dan pertambangan.

Penyebab Kerusakan Tanah

Beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan tanah meliputi:

  • Perusakan Hutan
    Perusakan hutan mengurangi daya serap tanah dan kemampuan tanah untuk menampung dan menahan air, sehingga meningkatkan risiko erosi dan banjir. Erosi mengakibatkan pemindahan tanah oleh air, yang dapat menyebabkan polusi dan berdampak negatif pada produktivitas tanah, kemampuan menahan air, serta struktur tanah.
  • Proses Mekanis Air Hujan
    Proses mekanis air hujan adalah pergerakan dan pemindahan tanah oleh air hujan. Hal ini dapat menyebabkan erosi tanah, penumpukan garam di sekitar akar tanaman (slinisasi), longsor, penjenuhan tanah oleh air, dan pencemaran.
  • Pencemaran Tanah
    Pencemaran tanah terjadi ketika bahan kimia manusia merubah lingkungan tanah alami. Bahan kimia beracun seperti pestisida dapat mencemari tanah dan berdampak buruk pada kesehatan manusia serta ekosistem. Pencemaran tanah dapat mengurangi kesuburan tanah, mengubah pH tanah, menyebabkan bau busuk, mengandung logam berat, dan mengandung sampah organik.

Dampak dari kerusakan tanah dapat dirasakan pada kesehatan manusia dan ekosistem. Gejala gangguan kesehatan seperti sakit kepala, kelelahan, dan iritasi mata dapat muncul akibat paparan pestisida. Ekosistem tanah, seperti populasi cacing tanah, juga dapat terganggu, mengakibatkan ketidakseimbangan dalam rantai makanan.

Ciri-ciri tanah tercemar meliputi ketidaksuburan, pH di luar kisaran normal, bau busuk, kekeringan, kandungan logam berat, dan keberadaan sampah organik. Untuk mengatasi kerusakan tanah, diperlukan remediasi, bio-remediasi, dan fito-remediasi sebagai upaya membersihkan tanah dari pencemaran dan mengembalikan keseimbangan ekosistemnya.

Kerusakan Tanah

Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah

Untuk mengurangi dampak pencemaran tanah, remediasi dan bioremediasi menjadi solusi yang efektif. Remediasi dilakukan dengan membersihkan tanah yang tercemar, sedangkan bioremediasi menggunakan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri untuk memecah zat pencemar menjadi bahan yang lebih aman seperti karbon dioksida dan air.

Remediasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu in-situ (on-site) dan ex-situ (off-site). Remediasi on-site dilakukan di lokasi tercemar dan meliputi berbagai metode seperti pembersihan, venting, dan bioremediasi. Sementara itu, remediasi off-site melibatkan penggalian tanah tercemar dan pemindahannya ke daerah aman untuk kemudian dibersihkan.

Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah dapat dilakukan dengan mengurangi atau menghindari penggunaannya. Pengaturan jenis tanaman, pemilihan varietas yang tahan terhadap hama, serta penggunaan musuh alami dan hormon serangga dapat menjadi alternatif yang efektif. Namun demikian, penting juga untuk memperhatikan prosedur penggunaan dan penyimpanan pestisida agar tidak mencemari lingkungan.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker dan kacamata sangat penting untuk mencegah kontak langsung dengan bahan kimia berbahaya. Selain itu, perlakuan terhadap sampah hasil kegiatan juga perlu diperhatikan, dengan menerapkan prinsip Reuse, Recycling, dan Reducing serta menggunakan metode-metode seperti sanitary landfill, penggilingan, pengomposan, pembakaran, dan pirolisis. Dengan demikian, upaya-upaya ini dapat membantu mengurangi dampak pencemaran tanah dan melindungi lingkungan serta kesehatan manusia.