Majas Sarkasme : Pengertian, Perbedaan, Contoh, Dampak

Majas Sarkasme – Majas diciptakan untuk memperkuat makna dalam sebuah kalimat. Jenisnya sangat bervariasi, beberapa di antaranya melibatkan pengandaian atau digunakan sebagai sindiran, seperti dalam majas sarkasme. Sekarang, kita akan menjelaskan secara rinci tentang contoh-contoh majas sarkasme. Sarkasme adalah bentuk penggunaan kata-kata yang mengandung sindiran atau ejekan tersembunyi, yang sering kali disertai dengan nada yang mengejek atau mencibir. Ini bisa digunakan untuk mengkritik secara halus atau mengejek suatu hal atau seseorang tanpa secara langsung menyatakannya. Sarkasme bisa menjadi cara yang efektif untuk menyoroti kelemahan atau kesalahan dalam suatu situasi dengan cara yang agak humoris atau sinis. Contoh-contoh dari majas sarkasme dapat ditemukan dalam berbagai konteks, seperti dalam percakapan sehari-hari, tulisan satir, atau bahkan dalam karya sastra klasik. Dalam penggunaan majas ini, penulis atau pembicara sering menggunakan kalimat yang terlihat positif atau puji-pujian, tetapi sebenarnya menyembunyikan kritik atau ejekan. Dengan demikian, majas sarkasme adalah alat yang kuat dalam menyampaikan pesan atau pandangan secara tidak langsung namun tajam.

Pengertian Majas Sarkasme Menurut Ahli

  • KBBI
    Majas sarkasme dijelaskan sebagai penggunaan kata-kata yang tajam dan menyakitkan untuk mengejek secara kasar serta mencemooh, yang dapat melukai hati seseorang.
  • Fyodor Dostoyevsky
    Dalam pandangan Fyodor Dostoyevsky, sarkasme dianggap sebagai pelarian terakhir bagi individu yang memiliki jiwa yang tulus dan murni, saat mereka secara paksa dan kasar diserang oleh suatu perasaan yang tidak diinginkan.
  • Keraf (2010)
    Menurut Keraf, sarkasme adalah bentuk retorika yang sarat dengan celaan yang pahit dan kepahitan, lebih kasar dibandingkan dengan ironi. Kadang-kadang, majas ini juga menggunakan unsur ironi, tetapi tujuannya adalah untuk menyerang daripada untuk menghasilkan efek lucu atau iba.
  • Waluyo (2002)
    Waluyo menjelaskan sarkasme sebagai penggunaan kata-kata yang keras dan tajam dengan tujuan memberikan kritik atau sindiran. Kesimpulannya, majas sarkasme adalah gaya bahasa yang umumnya digunakan untuk menyindir seseorang dengan kata-kata yang keras dan menyakitkan.

Perbedaan Majas Sarkasme Dan Majas Sinisme

Majas Sarkasme Majas Sinisme
Menghasilkan perasaan tersakiti pada pendengarnya. Tidak selalu kasar atau menyakitkan, terkadang bahkan bisa menghasilkan efek lucu.
Lebih fokus pada ungkapan emosi daripada menyampaikan fakta atau makna yang sebenarnya. . Menyatakan realitas dengan memperhitungkan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi.
Biasanya muncul dari kekecewaan atau emosi negatif terhadap sesuatu. Mendasarkan diri pada keraguan terhadap suatu hal.
Cenderung bersifat pasif-agresif, dengan tujuan menyerang pembaca tanpa terlihat melakukan penyerangan secara langsung. Memiliki sifat agresif, langsung menyerang pembaca untuk menjelaskan suatu hal

Contoh Majas Sarkasme Dalam Kalimat

  • Tampaknya pekerjaan ringan seperti ini pun sulit untukmu selesaikan. Kamu memang tidak ada apa-apanya, otakmu seburuk otak udang.
  • Mengapa kita perlu meletakkan papan ini di sini? Ini malah menghalangi aliran kerja daripada mempercepatnya. Lebih baik biarkan saja di tempat semula.
  • Sudah dipanggil berkali-kali tapi tetap saja diam di tempat. Dimana sebenarnya telingamu? Haruskah aku menarikmu ke sini setiap hari?
  • Meskipun dia menangis darah, aku tidak peduli lagi. Air matanya sudah tidak bisa menipuku lagi.
  • Biarkan dia terus bermimpi. Selain mimpi, dia tidak memiliki apa-apa, bagaimana mungkin dia akan mewujudkannya?
  • Apa lagi yang kamu inginkan datang kemari? Kami tidak butuh orang sepertimu yang tidak berdaya.
  • Dasar anak tak tahu malu! Kami yang telah membesarkanmu dengan susah payah, tapi begitu sukses kamu, kamu mengabaikan kami seperti kami tidak ada. Beginikah cara kamu membalas bakti kami?
  • Otaknya memang bodoh, dia selalu mengandalkan orang lain untuk melakukan segala hal. Tak heran dia gagal lagi di ujian tahun ini.
  • Sudahlah, jangan memaksakan diri. Terimalah kenyataan bahwa kamu sudah cacat dan tidak bisa berjalan lagi.
  • Jangan pernah berharap untuk bergaul dengan tim kami lagi. Bahkan untuk membeli minuman termurah pun kamu tidak mampu.
  • Jangan bawa dia ke sini ketika aku ada di rumah. Aku tidak mau berada di satu tempat dengan teman gembelmu itu.
  • Apakah kamu benar-benar menganggapnya wanita tercantik di desa ini? Wajahnya saja tidak menarik, apalagi penampilannya.

Contoh Majas Sarkasme Dalam Puisi

Dasar Pecundang

Hoy para pecundang

Nikmati saja sendiri kehidupanmu yang busuk itu

Bersama para wanita jalang bersifat binal

Dasar pecundang

Aku tidak akan mati meski tanpa dirimu

Apakah kau kira aku adalah penggemarmu

Janganlah berpikir seperti itu

Dasar seorang pecundang

Dan kini…

Kau pelototkan matamu kepadaku

Melirikku sambil memperlihatkan mulut harimaumu

Ada cinta

Namun tak seperti cintamu yang busuk

Aku merasa gembira

Dan tersenyum sangat lebar

Akhirnya aku terbebas darimu

Penjelasan :

Dalam puisi ini, penggunaan majas sarkasme sangat terlihat jelas. Pada baris kedua bait pertama, terdapat ungkapan “kehidupanmu yang busuk itu”, yang menunjukkan sindiran tersembunyi terhadap keadaan atau sikap seseorang. Begitu pula pada baris kedua bait keempat dengan ungkapan “cintamu yang busuk”, menggambarkan cara yang sinis untuk menyampaikan ketidaksetujuan atau kekecewaan terhadap perasaan cinta yang dimaksudkan.

Contoh Majas Sarkasme Dalam Pantun

Setiap lebaran ibu selalu membuat ketupat

Makan ketupat paling enak dengan opor ayam

Berniat ingin tobat namun sok tobat

Ingin menjadi alim akan tetapi malah sok alim

Penjelasan:

Pantun tersebut mengandung penggunaan majas sarkasme. Hal ini terlihat jelas pada baris ketiga dan keempat yang membentuk isi pantun. Kedua kalimat tersebut mengandung sindiran yang ditujukan kepada seseorang yang bermaksud untuk bertaubat dan berpura-pura menjadi alim.

Majas Sarkasme

Dampak Negatif Majas Sarkasme Dalam Kehidupan

  • Merasa Rendah Diri
    Penggunaan majas sarkasme dalam percakapan dapat membuat lawan bicara merasa kurang percaya diri, bahkan menyebabkan mereka merasa rendah diri atau minder. Hal ini terjadi karena konsep negatif tentang diri sendiri muncul akibat kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang merasa rendah diri cenderung menghindari interaksi dengan orang lain karena merasa tidak mampu mengatasi masalah.
  • Gangguan Kecemasan
    Rasa cemas merupakan bagian dari emosi negatif yang muncul karena tekanan hidup. Ketika seseorang diejek menggunakan majas sarkasme, hal ini dapat meningkatkan rasa takut, ketidaknyamanan, dan ketegangan. Gangguan kecemasan bisa semakin parah akibatnya.
  • Susah Tidur
    Penggunaan kata-kata yang mengandung sarkasme juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik, terutama sulit tidur. Kondisi stres dan insomnia dapat berkembang dari rasa cemas yang terus-menerus. Pikiran yang terbebani dapat mengganggu kinerja otak dan menyebabkan penurunan kondisi fisik.
  • Mengalami Depresi
    Dampak paling parah dari penggunaan majas sarkasme adalah kemungkinan menyebabkan depresi, sebuah penyakit mental yang serius karena membuat korban merasa tidak berharga dan tidak aman. Ketika ejekan dari orang lain terus dipikirkan dalam jangka panjang, ini dapat merusak kesehatan mental seseorang.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebaiknya kita menghindari menggunakan kalimat-kalimat yang mengandung sarkasme seperti dalam contoh di atas. Dampaknya tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, namun juga dapat berdampak serius pada kesehatan mental seseorang.