√ Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli, Faktor & Keterampilan

Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli, Faktor & Keterampilan – Dalam berkomunikasi diperlukan sebuah keterampilan yang membuat kita mampu memahami pesan secara jelas. Menyimak merupakan sebuah keahlian dalam komunikasi verbal yang sukar dan unik jika dibandingkan komunikasi verbal lain, seperti menulis, berbicara dan membaca.

Tidak banyak orang yang mampu menyimak dengan baik. Meskipun begitu, menyimak harus tetap dipelajari dan dilatih sebab merupakan proses yang penting dalam berkomunikasi, terutama dalam pengembangan kemampuan komunikasi.

Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli, Faktor & Keterampilan

Semakin baik keterampilan menyimak seseorang, maka akan semakin besar dampak yang ditimbulkan terhadap efektivitas kerja dan mutu hubungan dengan orang lain. Menyimak berbeda dengan mendengarkan.

Pengertian Menyimak

Kita dapat lebih memahami orang lain jika kita menyimak dengan sungguh-sungguh. Diperlukan usaha yang keras untuk mampu menyimak secara efektif. Banyak hal yang akan didapatkan dengan menyimak, yaitu kita dapat memahami makna bahasa non-verbal, konteks, suasana hati, motivasi, kebiasaan, nilai, kepercayaan dan lain-lain.

Menyimak bukan hanya sekedar mendengarkan. Lebih jauh lagi menyimak merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh beragam informasi, data, fakta dan keterangan tertentu berdasarkan penilaian dan penetapan reaksi oleh seseorang.

Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli

Menyimak memiliki arti yang sangat mendalam seperti yang di jelaskan oleh para ahli;

Hermawan

Menyimak (dalam Hermawan, 2012: 30) dikategorikan sebagai sebuah seni bergaul atau keterampilan berinteraksi sosial (social art) dan keterampilan menyadikan pesan. Pada saat menyimak dibutuhkan ketajaman perhatian, konsentrasi penuh, sikap mental aktif serta kecerdasan mengasimilasikan dan menerapkan setiap gagasan.

Adler

Hasil penelitian menunjukkan sekitar 50% aktivitas komunikasi ialah menyimak. Adler (1986) mengemukakan bahwa sebanyak 53% kegiatan komunikasi ialah menyimak, menulis 14%, berbicara 16% dan membaca 17%. Kemudian, Laderman (2002) mengungkapkan bahwa 42% waktu orang dewasa igunakan untuk menyimak, sedangkan anak-anak sekitar 58%.

DeVito

Selain itu, gambaran perbandingan tentang kegiatan menyimak diberikan oleh DeVito (2001) di mana orang dewasa mempunyai alokasi waktu sebesar 45% untuk menyimak, 30% berbicara, 16% untuk membaca dan 9% untuk menulis.

Berbeda dengan mahasiswa di mana alokasi waktu sebesar 53% untuk menyimak, 16% untuk berbicara, 17% membaca dan 14% untuk menulis. Kegiatan menyimak dapat dibagi menjadi menyimak komunikasi massa (pesan-pesan media massa) dan komunikasi antarpribadi (pesan-pesan tatap muka).

Secara kuantitatif, menyimak merupakan kegiatan yang mendominasi proses komunikasi, akan tetapi jika dinilai secara kualitatif, maka kegiatan menyimak masih dikatakan buruk atau belum efektif. Banyak orang mengira ketika mendengarkan seseorang berbicara, maka ia telah menyimak dengan baik.

Pada kenyataannya, penelitian menunjukkan bahwa manusia hanya mampu mengingat kurang lebih 25% sampai 50% dari keseluruhan yang didengarnya. Oleh sebab itu, kemampuan menyimak harus terus dilatih agar semakin baik secara kuantitas maupun kualitas.

Menyimak merupakan sebuah proses memilah sekian banyak informasi yang didengar menjadi sekian informasi yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Manusia menyimak beberapa stimulus yang bersifat mendadak atau menarik, mempunyai kehebatan atau perbedaan. Tak jarang, manusia mencoba memusatkan perhatiannya pada suatu hal walaupun hal tersebut tidak cukup menarik baginya.

Keltner

Menyimak adalah proses pengalihan stimulus secara konstan menurut Keltner (dalam Hermawan, 2012: 32) di mana manusia memusatkan perhatian pada satu stimulus saja selama beberapa waktu. Pengalihan bersifat urut sebab setiap orang mempunyai kecenderungan untuk mengikuti segala hal yang terhubung satu sama lain, seperti contoh seorang ibu yang samar-samar berusaha mendengar suara anaknya menangis karena terbangun dari tidur.

Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli Beserta Faktor Dan Keterampilan Menyimak Lengkap
Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli Beserta Faktor Dan Keterampilan Menyimak Lengkap

Ibu tersebut mengabaikan suara-suara lain untuk memfokuskan pendengaran terhadap suara anaknya. Sama halnya dengan kita ketika mengikuti rangkaian stimulus, misalnya saat melihat acara favorit di televisi atau mendengar lagu kesukaan diputar di radio. Gangguan di tengah rangsangan mungkin terjadi, akan tetapi kita semakin memfokuskan terhadap apa yang menarik perhatian kita.

Orang-orang seringkali menganggap menyimak merupakan sesuatu yang terjadi secara alami dan semua orang menerima pesan yang sama, namun kenyataannya tidak demikian. Terdapat tiga gambaran umum yang sering disalahartikan tentang menyimak, yaitu :

  1. Mendengar adalah proses gelombang-gelombang suara mengenai gendang telinga sehingga menyebabkan getaran-getaran yang kemudia ditransformasikan ke otak. Sedangkan menyimak ialah pada saat otak mengonstruksikan gelombang-gelombang elektrokimia (suara) menjadi sebuah lambang dan memaknainya.
  2. Mendengar bersifat spontan dan pasif, sedangkan menyinak bersifat aktif. Menyimak meliputi proses dan penafsiran akan informasi sehingga diperlukan konsentrasi yang tinggi, perhatian, unsur kesengajaan, pemahaman dan kehati-hatian.
  3. Menyimak merupakan pross ynag meliputi perhatian selektif dan pemberian makna di mana organ-organ pendengaran menerima getaran-getaran akustik yang bentuknya diubah menjadi sinyal-sinyal yang dimengerti otak. Kemudian, otak memberi arti getaran-getaran tersebut dan menyandikan pola-pola getaran yang disebut dengan “kata-kata”. Sebaliknya, mendengar bukan merupakan kegiatan yang selektif sebab tidak selalu menyaring stimulus yang ada.

Kegiatan menyimak meliputi dua aspek, yakni fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis yaitu ketika organ-organ pendengaran bekerja, sedangkan aspek psikologis sebab terdapat minat dan perhatian di dalam kegiatan menyimak. Pada saat menyimak, pikiran dan perasaan manusia akan dirangsang. Orang kana cenderung menyimak sesuatu yang sesuai dengan minatnya dan mengabaikan apa yang dianggapnya tidak menarik atau tidak relevan.

Fesseden dkk

Menurut Fesseden dkk. (dalam (Hermawan, 2012: 34) banyak orang yang secara tidak sadar mendasarkan menyimak pada prasangka, harapan atau keyakinannya. Saat acara debat calon presiden ditayangkan di televisi, kita mempunyai pilihan untuk menyimak atau mengabaikannya dengan cara mengganti saluran televisi atau mematikan televisi. Apabila mental kita berada dalam kondisi tertutup terhadap informasi baru, maka hal itu juga dapat disebut dengan menyimak.

Keterampilan Menyimak

Keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang harus dipelajari dan dilatih karena tidak semua orang mempunyai kemampuan menyimak yang baik. Kegagalan menyimak pada akhirnya akan membuat proses komunikasi menjadi tidak baik, misalnya ketika kita gagal untuk menangkap maksud perintah orang lain, maka apa yang kita kerjakan bisa jadi tidak sesuai dengan apa yang seharusnya.

Ketika melihat sekumpulan siswa yang sedang menyimak pelajaran yang diterangkan oleh guru, kita berasumsi bahwa setiap siswa mengerti pesan yang sama. Akan tetapi tidak tidak seperti itu kenyataannya. Dikatakan bahwa komunikasi itu bersifat proaktif di mana setiap orang yang terlibat di dalam pengiriman pesan-pesan akan mempunyai tanggapan yang berbeda satu sama lain.

Faktor Menyimak

Banyak faktor yang memengaruhi pembentukan dan penyimpulan data mentah yang didengar menjadi pesan-pesan yang memiliki perbedaan dan keunikan. Faktor-faktor tersebut, antara lain kebutuhan, minat pribadi, latar belakang budaya, peranan sosial, psikologis dan lain-lain. Oleh sebab itu, respon atau penafsiran pesan akan berbeda dari satu orang dengan orang lain yang menyimak.

Demikian penjelasan materi tentang Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli, Faktor Dan Keterampilan yang telah disammpaikan oleh pustakaindo di atas. Menyimak dan mendengarkan merupakan dua hal yang berbeda, di mana menyimak lebih membutuhkan konsentrasi yang tinggi dan pemilihan stimulus untuk direspon serta dilakukan secara sengaja, sedangkan mendengar tidak selalu membutuhkan unsur kesengajaan dan konsentrasi tinggi serta pemilian pesan. Oleh karena itu, menyimak harus terus dilatih agar menjadi  suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik. Terima kasih 🙂